top of page

SEARCH BY TAGS: 

RECENT POSTS: 

FOLLOW ME:

  • Facebook Clean Grey
  • Twitter Clean Grey
  • Instagram Clean Grey

Skenario

Diskusi panjang, beradu argumen yang seolah tak bisa terbantahkan untuk saling setuju dengan kondisi saat in. Oke, mungkin saya hanya menghayal semalam tapi bukan itu esensinya. Atau mungkin hanya bermulut besar yang bisa menasihati atau berbagi pengalaman, itu juga tidak.

Pagi ini saya akan mulai dari kesimpulan yang bisa diambil dari tadi malam. Setelah panjang lebar bercerita ini itu, ngalur ngidul kalo bahasa jawanya hehe :D

Setuju dong kalo dibilang kita semua ini punya ego masing-masing. Dan kita juga yang bisa mengendalikan mau sampai batas dimana ego kita terus menang. Rasa bersalah semakin menjadi ketika menyadari bahwa apa yang pernah kita lakukan di masa lalu sangat menyakitkan bagi orang yang pernah kita lukai. Tapi apakah salah? Apabila melihat kebelakang dengan sudut pandang sebagai pembelajaran. Tidak pernah salah, dan akan menjadi kekuatan untuk menjadikan lebih baik menuju kedepan.

Ilmu skenario ini datang dari salah seorang sahabat, yah memang begini adanya. Pembelajaran bukan hanya dari kelas,internet, praktikum dsb. Bisa juga datang dari sosial seperti ini.

Bisa dianalogikan seperti ini, saya yang mungkin pernah berbuat tidak sopan, cetus, songong, pemarah dengan Dison. Yah, kita berteman. Saya membiarkan ego di dalam diri untuk selalu membullynya bahkan ketika Dison cuma menganggap saya hanya bercanda, padahal dengan jelas saya sedang menjatuhkan harga dirinya di depan teman-teman lain. Apakah kita bersahabat? iya.

Mungkin pernah dari kalian mengartikan bahwa semakin dekat kita dengan seseorang dalam hal apapun, juga berarti kita bebas melakukan apapun pada dirinya.

Cobalah untuk menjadi sutradara, membuat skenario kecil untuk anda sendiri menjadi pemeran utamanya. Jadikan diri kalian seperti orang lain dan memiliki sahabat tentunya. Sahabat yang sangat senang untuk melakukan buly apapun itu. Apa yang akan kita rasakan? sakit, iya.

Satu rasa sakit mungkin belum cukup membuktikan bahwa skenario ini belum bisa dijadikan kebenaran. Jadikan orang lain juga untuk menjadi pemeran yang selalu terbuly , apakah mereka sakit? pasti. Sudah berapa rasa sakit kita dapatkan sekarang. Dua? tiga? sepuluh? cukup kah untuk mengatakan bahwa kesalahan besar telah melukai seseorang yang baik terhadap kita ?

Selamat siang


bottom of page